Tag Archives: Bola
Cara Revolusioner Brentford FC Menuju Liga Primer Inggris

Cara Revolusioner Brentford FC Menuju Liga Primer Inggris – Nama Brentford FC mungkin masih jarang kita dengar di dunia sepakbola. Selain karena mereka mengalahkan Arsenal beberapa hari lalu dalam pertandingan persahabatan yang digelar tertutup, tidak banyak pemberitaan tentang klub asal London ini di media-media di Indonesia.
Mereka kini berada di peringkat keempat kelasemen sementara dan berpeluang untuk promosi ke Liga Primer Inggris musim depan. Klub asal Kota London ini menjadi tim dengan jumlah gol terbanyak di Divisi Championship musim ini bersama West Bromwich Albion dengan 64 gol, dan menjadi yang paling sedikit kedua dalam hal kemasukan dengan 33 gol, di bawah pimpinan klasemen, Leeds United dengan 30 gol.
Namun bukan itu yang istimewa dari Brentford FC. Brentford FC ternyata memiliki cara sendiri untuk melakukan perbedaan pada sepakbola yang mereka jalani. Sejak tahun 2016, Brentford FC sudah menutup akademinya dan mengubahnya menjadi Brentford B yang terdiri dari pemain berusia 17-21 tahun kunjungi nonton bola live.
Hal ini dilakukan tentu bukan tanpa alasan. Dan alasan utama di balik semua ini adalah faktor bisnis untuk keuntungan Brentford itu sendiri. Pemiliki Brentford FC saat ini adalah Matthew Benham dan Co-Director of Football Brentford FC adalah Rasmus Ankersen, dua nama yang berjasa membawa FC Midtjylland mendobrak Eropa beberapa tahun lalu. Dengan menggunakan data dan sains olahraga, FC Midtjylland berhasil membuat kejutan di Eropa dengan mengalahkan Manchester United di Liga Eropa musim 2015/2016.
Benham adalah seorang lulusan Bachelor of Arts degree in Physics Universitas Oxford yang kemudian menjadi seorang pejudi profesional. Ia sangat akrab dengan data statistik para pemain sepakbola dan percaya bahwa data memegang peranan penting untuk menentukan performa pemain. Ia pernah memecat mantan manajer Brentford FC, Mark Warburton, beserta asisten manajernya, padahal saat itu Mark Warburton berhasil membawa Brentford promosi di divisi Championship karena menurut perhitungan matematisnya Brentford FC tidak bermain cukup bagus saat itu.
Benham mengambil alih Brentford FC pada tahun 2012 dengan memberikan jaminan sebesar 500ribu paun untuk finansial Brentford FC. Sejak itu, ia terus mengangkat prestasi Brentford FC yang berada di divisi League One ke divisi Championship dengan tambahan investasi mencapai 100juta paun untuk membangun akademi, fasilitas, dan stadion.
Namun hal ini masih dianggap belum cukup bagi Benham. Ia menyadari bahwa apa yang dilakukannya saat ini juga dilakukan oleh klub-klub besar Inggris dengan sumber dana yang jauh lebih besar dari yang ia punya. Tentu saja ia tidak akan bisa memenangkan pertarungan yang seperti itu.
Ia kemudian membuat gebrakan yang tidak dilakukan klub-klub lain di Inggris, yaitu menutup Akademi yang Brentford FC yang tadinya memiliki pemain usia U8-U21 dan hanya menjalankan Tim Brentford B yang terdiri dari pemain-pemain berusia 17-21 tahun.
Hal ini diawali saat ia menyadari bahwa akademi tidak memberikan keuntungan yang besar bagi Brentford FC. Ia melatih pemain-pemain sejak usia muda hingga mereka berkembang. Saat sang pemain sudah hampir matang dan akan memasuki karier profesional, tawaran dari klub-klub besar membuat mereka tertarik dan akhirnya Brentford FC hanya mendapatkan kompensasi sebesar 30ribu paun per pemain sebagai biaya pembinaan.
Benham tidak puas dengan kondisi ini. Untuk menjalankan akademi dari kelompok U8 sampai U21 ia membutuhkan dana kurang lebih 2 juta paun setiap tahunnya. Kompensasi 30 ribu per pemain sama sekali tidak bisa membuatnya meraih profit.
“Saat kamu melakukan pembinaan pemain muda, ada 2 jalan untuk mengukur kesuksesan. Apakah kamu membina pemain untuk masuk ke tim utama? Dan apakah kamu bisa menjual pemain yang kamu bina dan mendatangkan keuntungan? Pada akhirnya pembinaan pemain muda juga merupakan sebuat bisnis, dan layaknya bisnis-bisnis lain, kamu menginginkan balik modal,” kata Rasmus Ankersen.
Matthew Benham bersama Rasmus Ankersen akhirnya melakukan pemikiran dengan cara terbalik. Alih-alih mencari pemain-pemain potensial di usia sangat muda dan membinanya, ia memilih untuk merekrut pemain-pemain setengah matang yang sudah kehilangan posisinya di klub-klub besar.
Setiap tahunnya ada puluhan hingga ratusan pemuda yang harus keluar dari akademi klub-klub besar Liga Primer Inggris namun tidak berhasil mendapatkan tempat untuk masuk ke tim utama. Benham dan Ankersen melihat ini sebagai sebuah peluang dan meyakini bahwa tidak semua pemain ini adalah pemain yang buruk.
Baik Benham dan Ankersen sama-sama meyakini bahwa hasil akhir dalam sepakbola penuh dengan tipuan. Permainan sepakbola sangat bersifat acak sehingga faktor keberuntungan bisa mengubah banyak hal. Seseorang bisa meraih jauh lebih banyak dari apa yan seharusnya bisa dia raih, sementara yang lain bisa meraih jauh lebih sedikit dari yang seharusnya bisa diraih.
Brentford FC menggunakan data dan sains untuk membandingkan kekuatan antar tim sehingga dapat mengidentifikasi pemain yang memiliki level yang lebih tinggi dari yang diketahui orang saat itu. Matthew sudah sangat ahli di bidang ini, dan Ankersen mengeksekusinya dengan sangat baik.
Skuat Brentford FC B ini diperlakukan tidak berbeda dengan skuat utama. Mereka mendapatkan fasilitas yang sama dan mereka akan bertanding dengan tim reserve klub-klub Inggris dan Eropa. Hal ini sulit mereka dapatkan saat bermain di akademi. Akademi sekelas Brentford FC akan sulit untuk berhadapan dengan akademi klub-klub besar. Hal inilah yang membuat pemain akademi Brentford FC sulit berkembang.
Brentford FC juga menggunakan struktur yang berbeda dengan struktur yang digunakan mayoritas klub-klub Inggris lain. Mereka tidak lagi menggunakan manajer yang mengurusi hampir semua urusan klub. Tim utama Brentford FC dikepalai oleh seorang pelatih utama. Sementara untuk Brentford B ditangani oleh 2 orang direktur olahraga.
“Dalam struktur tradisional klub Inggris ada manajer yang mengurusi hampir semua urusan jangka panjang dan pendek klub. Menurut kami itu tidak baik bagi perkembangan pemain. Rata-rata manajer hanya memiliki durasi 14-16 bulan menangani satu klub. Dalam durasi yang singkat itu apa yang akan menjadi fokus utamanya? Mungkin hanya terkait pertandingan di akhir pekan. Apakah kamu akan mengambil risiko dengan memainkan pemain muda ketimbang memilih pemain mahal yang berpengalaman?” kata Ankersen.
Brentford FC mengubah model struktur tersebut. Brentford FC menggunakan pelatih kepala, tugasnya adalah untuk memenangkan pertandingan di akhir pekan. Pelatih kepala tidak ikut mengurus perekrutan pemain. Tugas perekrutan pemain adalah Tugas Ankersen dan Phil Ghiles sebagai Co-Director of sport. Selain merekrut pemain, Ankersen dan Ghiles juga bertanggung jawab untuk kesuksesan jangka panjang klub.
Untuk perkembangan pemain, Brentford FC juga tidak membebankan tugas ini kepada pelatih kepala. Brentford FC menunjuk seorang development coach yang masing-masing maksimal hanya menangani 6-7 pemain.
Hasilnya, Brentford FC memang merupakan klub dengan pemasukan dari sektor komersial terendah di Divisi Championship. Namun pemasukan mereka dari penjualan pemain tidak terkalahkan oleh klub-klub lain di Divisi Championship. Brentford FC setidaknya meraih profit 15 juta paun setiap tahunnya dari penjualan pemain yang mereka lakukan. Beberapa pemain yang berhasil mereka jual dan kini bermain di Premier League adalah Neal Maupay (Brighton and Hove Albion), Chris Mepham (Bournemouth), Andre Gray (Bunley), Ezri Konsa (Aston Villa), dan Scott Hogan (Aston Villa).
Selain berkontribusi kepada penjualan, skuat tim B Brentford FC juga memberikan kontribusi kepada tim utama. Dalam 4 tahun terakhir sudah ada 16 pemain yang berhasil naik dari tim B ke tim utama. Tentu saja pemain-pemain ini juga bukan pemain ‘sisa’ yang tidak terjual ke klub lain. Pasalnya, nilai skuat Brentford FC sejak tahun 2016 pun terus meningkat. Pada tahun 2016 nilai skuat Brentford FC hanya sekitar 4,9 juta paun, kini di musim 2019/2020 nilai mereka sekitar 15,3 juta paun.
“Jika David ingin mengalahkan Goliath, tentu saja dia tidak bisa menggunakan senjata yang sama,” kurang lebih seperti itu yang dikatakan Rasmus Ankersen kepada Talksport.com. Brentford FC memang tidak memiliki sumber dana sebesar Manchester City, Machester United, ataupun klub-klub Liga Primer Inggris lainnya. Namun kecerdasan Matthew Benham dan Rasmus Ankersen membuat Brentford FC bisa mulai sejajar dengan klub-klub besar tersebut.
Crystal Palace dikabarkan siap menawarkan Olivier Giroud Januari rute pelarian Chelsea

Crystal Palace dikabarkan siap menawarkan Olivier Giroud Januari rute pelarian Chelsea – Laporan di media Inggris siang ini menunjukkan bahwa Crystal Palace mengincar Januari untuk striker Chelsea Olivier Giroud yang tidak disukai.
Tugas Chelsea
Giroud, 33 tahun, pembunuh bayaran telah ada di buku di Stamford Bridge sejak Januari tahun lalu.
Setelah kedatangan Pierre-Emerick Aubameyang di Arsenal mendorong pemain asal Prancis itu semakin jauh ke bawah urutan kekuasaan The Gunners kunjungi Agen Judi Bola Online Terpercaya, Chelsea menukik untuk mengamankan tanda tangan Giroud pada hari batas waktu.
Sejak itu veteran itu terus merotasi masuk-keluarnya the Blues mulai XI, di tengah sejumlah perubahan dalam manajemen.
Kontribusi Giroud yang paling memberi tahu penyebab Chelsea datang musim lalu di Eropa, ketika pemenang Piala Dunia itu mencetak 11 gol yang sangat mengesankan dan 4 assist dalam perjalanan menuju kejayaan Liga Eropa.
Saklar istana?
Untuk titik ini dalam kampanye saat ini, Giroud telah berjuang keras untuk waktu permainan.
Bos Pensiunan Baru, Frank Lampard, dengan tegas menempatkan Tammy Abraham sebagai penyerang utama pilihan pertama, dengan Michy Batshuayi kini tampaknya juga di depan Giroud dalam urutan kekuasaan di Stamford Bridge.
Ini telah membuat mantan pemain Arsenal itu hanya bermain sendirian di semua kompetisi sejauh ini di 2019/20.
Dan, sesuai laporan dari orang-orang seperti Sun dan TeamTalk sore ini, salah satu rival Liga Premier Chelsea ingin mengambil keuntungan dari perjuangan Giroud dengan gerakan Januari yang gagah berani untuk pemain bayaran yang kuat.
Pakaian yang dimaksud, sementara itu, adalah Crystal Palace.
Eagles dikatakan sedang mencari bala bantuan di puncak pada bulan Januari, dengan Giroud, dengan silsilah Liga Primernya yang telah terbukti, dipandang sebagai tambahan yang ideal.
Kontrak pelatih asal Prancis itu di Stamford Bridge, untuk klarifikasi, akan berakhir pada musim panas mendatang. Ini berarti bahwa Istana berpotensi mengambil Giroud dengan biaya pemotongan harga setelah pergantian tahun.
Beberapa Jenis Pasaran Judi Bola Online Dan memaksimalkannya

Beberapa Jenis Pasaran Judi Bola Online Dan memaksimalkannya – Menaruh pasangan di dalam permainan judi online merupakan sebuah kewajiban bagi pemain judi online. Lewat taruhan tersebut pula ini kalian juga bisa memaksimalkannya agar bisa mendapatkan hasil kemenangan dan hasil kekalahan yang bakal kalian dapatkan nantinya.
Ketika memasang taruhan di sebuah permainan judi online kalian bisa mendapatkan banyak pilihan jenis pasaran taruhan. Hal itu bakal menjadikan kalian untuk meraih kebebasan dan kemudahan ketika memasang taruhan nantinya. Sehingga kalian mampu mempunyai kesempatan besar agar memenangkan sebuah permainan judi online yang telah kalian pertaruhkan kunjungi vbcash88.
Apabila kalian hendak menemukan banyak pilihan jenis pasaran taruhan dalam satu permainan judi online kami sarankan agar kalian bisa melakukan taruhan ini pada sebuah situs judi bola online dengan lisensi resmi. Terdapat sejumlah jenis pasaran judi yang terdapat di dalam situs judi bola online terbaik yang nanti wajib kalian pelajari dan pahami terlebih dahulu sebelum kalian memasang taruhan pada situs judi online resmi. Simak ulasan jenis pasaran judi bola online yang terdapat di situs judi bola online di antaranya adalah :
Mix Parlay
Di dalam pasaran taruhan judi bola satu ini kalian wajib menentukan minimal 3 tim sampai 20 tim di setiap taruhannya. Akan tetapi kalian wajib menentukan tim yang bisa membuat kalian memiliki kesempatan besar dalam memenangkan laga itu. Sebab di dalam taruhan mix parlay tim yang sudah kalian pilih wajib mampu memenangkan pertandingan. Apabila terdapat salah satu tim yang kalah dipastikan taruhan yang kalian lakukan pun dipastikan kandas.
Asian Handicap
Lalu ada pasaran judi bola asian handicap yang mana dalam jenis taruhan ini kalian wajib menentukan sebuah tim yang memberikan voor atau yang mendapatkan voor. Apabila kalian menentukan manakah tim yang mendapatkan voor dengan 2 gol, maka tim yang telah ditentukan itu wajib menang dalam pertandingan dengan skor 3-2, 3-0, 3-1.
Over under
Setelah itu pasaran judi bola online over under ini kalian wajib mampu menebak sebuah laga apakah pertandingan itu bakal mendapatkan hasil kemenangan dibawah atau diatas pasaran yang dikucurkan oleh situs agen judi bola online. Apabila kalian hendak mencari kemenangan pada taruhan ini caranya terbilang simpel yakni kalian wajib bisa menebak dengan tepat pertandingan itu.
3 Pemain Juventus yang Bawa Pengaruh Buruk Saat Kalah dari Napoli

3 Pemain Juventus yang Bawa Pengaruh Buruk Saat Kalah dari Napoli – Situasi pertandingan di final Coppa Italia antara Napoli vs Juventus, Kamis (18/06/20) dini hari WIB. Juventus gagal merebut gelar juara Coppa Italia 2019/20 setelah tumbang di tangan Napoli. Berikut 3 pemain Si Nyonya Tua yang membawa dampak buruk.
Dua klub papan atas Italia, Napoli vs Juventus, bertemu di partai puncak Coppa Italia 2019/2020, Kamis (18/06/20) WIB setelah sama-sama menyingkirkan klub asal Milan di babak semifinal.
Kedua pelatih yang sama-sama ingin memburu trofi perdana mereka di Italia musim ini pun menurunkan tim terbaik. Info lengkap kunjungi judi bola
Baca Juga Dipermalukan Napoli, Begini Reaksi Emosional Ronaldo ke Juventus
Baca Juga (GALERI FOTO) Perayaan Juara Final Coppa Italia: Napoli vs Juventus
Maurizio Sarri mengandalkan Cristiano Ronaldo Douglas Costa dan Paulo Dybala, sementara Gennaro Gattuso memasang trisula Jose Callejon, Dries Mertens, dan Lorenzo Insigne.
Memiliki peluang emas untuk mendapatkan gelar perdananya musim ini, klub raksasa Liga Italia, Juventus justru harus mengaku kalah dari rivalnya Napoli di final Coppa Italia.
Bertanding di tempat netral, Stadion Olimpico Roma, Juventus harus menyerah dalam kedudukan 2-4 lewat drama adu penalti.
Skor tersebut tercipta setelah dua penendang Juventus yakni Paulo Dybala dan Danilo gagal menyelesaikan tugasnya dengan baik, tak seperti Leonardo Bonucci dan Aaron Ramsey.
Sementara empat penendang Napoli, Lorenzo Insigne, Matteo Politano, Nikola Maksimovic dan Arkadiusz Milik, semua sukses menyarangkan gol ke gawang Gianluigi Buffon.
Buat Juventus kekalahan ini jelas menyesakkan. Sebab hasil ini membuat kesempatan mereka menyapu bersih gelar domestik musim ini menjadi kembali pupus seperti musim lalu.
Baca Juga 3 Fakta Miris Tercipta dalam Kekalahan Juventus dari Napoli di Final Coppa Italia
Baca Juga Hasil Pertandingan Babak Pertama Final Coppa Italia Napoli vs Juventus
Terlepas dari itu semua, berikut INDOSPORT mencoba untuk merangkum 3 pemain Juventus yang membawa pengaruh buruk saat dikalahkan Napoli di partai final Coppa Italia.